J
A
U
H ....
H
IL
A
Ng....
....kuburan itu SUNYI......
SEPI sekali.....
namun ,
ia TEMPAT abdi.....
Merayu malam.....merindu siang.....
Yang hadir hanyalah bayu yang membelah senja.....
Memujuk rindu.....
Pergilah beradu.....
Esok tiada dia.....dia yang tak lagi rindu.....
Mentari hadir, gelap tak hilang
Embun kering
Lena yang panjang
Terjaga seketika.....
Mata terbuka.....
Tubuh masih diranjang
Terbaring lesu tanpa penunggu.....
Menangislah wahai diri.....
Kesedihan ini milikmu.....nikmati seperti selalu....
Sunyi dan sepi.....
Tiada bintang yang berkelipan.....
Di langit yang biru.....
Tiada.....
Kawan untuk ku berkata-kata.....
Dan bersenda.....
Ku nanti dikau.....
Dengan harapan yang penuh kasih.....
Tak ternilai rasa.....
Akhirnya.....
Yang aku nantikan.....
Tak kunjung tiba.....
Tiada kata.....
Tiada pesan untukku yang engkau tinggalkan.....
Sayang.....
Menghilangkan diri tanpa pesan.....
Ku ditinggal.....
Pada siapa harus ku bertanya.....
Pada bulan atau angin lalu.....
Di manakah kini kau berada.....
Kasih.....
Tiada kata.....
Tiada pesan untukku yang engkau tinggalkan.....
Sayang.....
Menghilangkan diri tanpa pesan.....
Ku ditinggal.....
Pada siapa harus ku bertanya.....
Pada bulan atau angin lalu.....
Di manakah kini kau berada.....
Kasih.....
Tersenyum aku.....
Sambil menitiskan air mata.....
Mengenangkan dikau.....
Yang tinggal.....
Hanya gambar jua tanda mata dan kenangan.....
Tiada terduga.....
Yang ini harus akan terjadi di malam begini.....
Mungkinkah.....
Kitakan bersua lagi.....
Benarkah ini wajah semalam.....
Yang penuh rindu dendam.....
Aduh sayang, cinta suciku.....
Ketika itu padamu bagaikan debu.....
Kini kenapa datang semula.....
Dengan derai air mata.....
Tidakkah dulu kau yang berkata.....
Diriku bukan yang kau cinta.....
Haruskah ku memaafkan.....
Kesalahan yang kau lakukan.....
Sedangkan kesan perbuatanmu.....
Masih kurasakan.....
Ku tak mau berulang, gurauan cintamu.....
Tak tertelan lagi ku betapa pahitnya.....
Kutahu siapa engkau lahir batinmu.....
Cintamu berunggun api kan keraguan.....
Dari terus makan hati.....
Yang mungkin hingga ke mati.....
Lebih baik saja kusendiri begini.....
Cukuplah hanya sekali.....
Kumerasakan.....
Cukuplah hanya sekali.....
Ku tak mau berulang gurauan cintamu.....
Tak tertelan lagi ku betapa pahitnya.....
Kutahu siapa engkau lahir batinmu.....
Cintamu berunggun api kan keraguan.....
Dari terus makan hati.....
Yang mungkin hingga ke mati.....
Lebih baik saja kusendiri begini.....
Jangan bujuk aku lagi.....
Usah datang lagi.....
Kuanggap semua sudah pun berlalu pergi.....
Tidak aku menyesali keputusan ini.....
Cukuplah sampai disini.....
TIDAKKAH DULU KAU YANG BERKATA.....
DIRIKU BUKAN YANG KAU CINTA.....
Sumpah yang mana.....
Yang dapat merebut seri.....
Kalung cintamu.....
Jurang yang mana.....
Yang mampu memisahkan.....
Rasa setiaku.....
Takkan ke mana seandai di mulut.....
Kau tak sepenuh hati.....
Lidah siapa.....
Yang manis bermadu dulu.....
Mengukir janji.....
Wajah siapa.....
Berbayang seribu rupa.....
Meragut kalbu.....
Tak ke mana seandai dihati.....
Bertahta palsu.....
Ragu tak henti.....
Moga jadi pengalaman.....
Dan pengajaran antara kita.....
Tidak menjadi dendam.....
Aku takkan muram.....
Oh kerananya.....
Pedih kubuang.....
Mimpi pun pulang.....
Bersama engkau yang telah hilang.....
Moga jadi pengalaman.....
Dan pengajaran antara kita.....
Tidak menjadi dendam.....
Aku takkan muram.....
Oh kerananya.....
Pedih kubuang.....
Mimpi pun pulang.....
Bersama engkau yang telah hilang.....
Dunia yang mana.....
Dapat kau sembunyi diri.....
Lari dariku.....
Alam yang mana.....
Dapat menyisihkannya.....
Benar kasihku.....
Pasti nanti engkau merasai.....
Jangan tangisi.....
Cinta yang pergi.....
......kembalilah kau ke dunia milikmu......dunia yang aku punya tidak seindah yang mungkin kau fikirkan......dan, tidak seburuk yang kau harapkan......meski pun duniamu bersinar bak mentari tengahari, dunia aku tidaklah segelap dinihari......walaupun sesekali laluan malamku tersandung kaki, aku tetap melangkah sendiri......kedaifan menjadikan aku tidak layak meminjam cahaya rembulan dan bintang juga hilang kerdipnya, sinar dimataku mampu menjadi penunjuk langkah tuju hati......
Dunia kita sangat berbeza......keindahanmu bagai merak yang penuh adunan warna, sedangkan aku hanya layak bersayap hitam Si Gagak rimba......kembalilah kau kepada dunia cahayamu, biarkanlah aku sendirian bersama malam ku......
......terima kasih kerna pernah meminjamkan rindu......tapi rindu itu rindu yang bisu kerna angin lalu tidak lagi menunggu salamku......
Kekasih,
Kita bertemu dari dunia yang berbeza, terima kasih pernah meminjamkan duniamu......biar pun pergiku tidak berlalu dan rinduku bernoktah palsu, izinkan aku disitu......
Ada rahsia sebalik rahsia.....
Ketika bahagia kembara.....
Mengarang detik waktu dan persamaan.....
Dikala aku pasrah kepadamu.....
Aku penghuni di ambang sepi.....
Ingin mencurah isi hati.....
Engkau kekasih sudilah menerima.....
Harga budiman sedikit nilainya.....
Cinta kita bukan hanya kerna paras dan rupa.....
Kerna rahsia sebalik rahsia.....
Dari mata kau jelma dihati tak pernah hilang.....
Asyik mengingatimu siang bertemu siang.....
Malam berkembar fajar seiringan.....
Setiap lembaran itu kutatap berulang kali.....
Untuk mengenalimu sepenuh jiwaku.....
Setelah lama kutunggu dan dihadapanku.....
Ternyata bukan suatu igauan mata.....
Segala warna cinta dulu kau jadikan bekalan.....
Untuk hidup berdua haruslah setia.....
Kau undangkan bahagia agar aku tidur lena.....
Moga masyhur asmara cinta kita.....
Aku penghuni di ambang sepi.....
Ingin mencurah isi hati.....
Engkau kekasih sudilah menerima.....
Harga budiman sedikit nilainya.....
Cinta kita bukan hanya kerna paras dan rupa.....
Kerna rahsia sebalik rahsia.....
Dari mata kau jelma dihati tak pernah hilang.....
Asyik mengingatimu siang bertemu siang.....
Malam berkembar fajar seiringan.....
Setiap lembaran itu kutatap berulang kali.....
Untuk mengenalimu sepenuh jiwaku.....
Setelah lama kutunggu dan dihadapanku.....
Ternyata bukan suatu igauan mata.....
Segala warna cinta dulu kau jadikan bekalan.....
Untuk hidup berdua haruslah setia.....
Kau undangkan bahagia agar aku tidur lena.....
Moga masyhur asmara cinta kita.....
Setiap lembaran itu kutatap berulang kali.....
Untuk mengenalimu sepenuh jiwaku.....
Setelah lama kutunggu dan dihadapanku.....
Ternyata bukan suatu igauan mata.....
Segala warna cinta dulu kau jadikan bekalan.....
Untuk hidup berdua haruslah setia.....
Kau undangkan bahagia agar aku tidur lena.....
Moga masyhur asmara cinta kita.....
Seadanya aku, kau terima.....
Kedengaran tak kelihatan.....
Terasa manis, namun tak terucap.....
Denyutan nadiku dan kalam kasihmu.....
Tiada henti penuh bermakna.....
Bergugur tak bertabur.....
Dalam menangis bersedih tidak.....
Bertutur kata teratur.....
Ilham bicara bagai pujangga.....
Hanya suara yang berkunjungan.....
Hanya kata-kata penawar duka.....
Kala tak bermaya bak reranting patah.....
Kau renjiskan penglipur lara.....
Renungi mata hati.....
Benar kuidamkan belaianmu.....
Dengari kata hati.....
Sesungguhnya, kucinta padamu.....
Jauh mana pun diri berkelana.....
Dalam mana lautan kuselami.....
Tak akan dapat kutemui kesuma jiwa.....
Yang jernihnya menerangi kekaburan cinta.....
Namun, tak mampu kuyakinkan diri.....
Seadanya aku, kau terima.....
.....terima.....
Jauh mana pun diri berkelana.....
Dalam mana lautan kuselami.....
Tak akan dapat kutemui kesuma jiwa.....
Yang jernihnya menerangi kekaburan cinta.....
Namun, tak mampu kuyakinkan diri.....
Seadanya aku, kau terima.....
Tak akan kutemui kesuma jiwa.....
Yang jernihnya menerangi kekaburan cinta.....
Namun, tak mampu kuyakinkan diri.....
Seadanya aku, kau terima.....
.....kau terima.....
Sungguh lama kupendamkan.....
Menjadi rasa naluri.....
Panah cinta kutembusi.....
Sifatmu itu.....
Riwayatmu kusatukan.....
Didalam hakikat cinta.....
Makrifat pun seabadi.....
Kau tak mengerti.....
Cintaku kepadamu.....
Kasih kuimpikan dikau beribu makna.....
Beribu suka duka kutempuhi.....
Hadirlah kasih bagai titian pelangi.....
Bukalah gerbang mahligai dihati ini.....
Mahligai seribu impian dan bayangan.....
Masih kusembunyikan rahsianya.....
Mahligai seribu kuimpikan kenyataan.....
Padamu ingin kuzahirkan kasih.....
Terangi ia bawakan cintamu.....
Wangian syurgawi.....
Kasih kuimpikan dikau beribu makna.....
Beribu suka duka kutempuhi.....
Hadirlah kasih bagai titian pelangi.....
Bukalah gerbang mahligai dihati ini.....
Mahligai seribu impian dan bayangan.....
Masih kusembunyikan rahsianya.....
Mahligai seribu kuimpikan kenyataan.....
Padamu ingin kuzahirkan kasih.....
Mahligai seribu impian dan bayangan.....
Masih kusembunyikan rahsianya.....
Mahligai seribu hakikat 'ku menunggu.....
Hadirlah walau bersama kerelaan.....
Nescaya ada erti kebahagiaan.....
Tak terucap dengan.....
Kalimah syahdu.....
Carilah aku, diawal mula.....
Diakhir tiada
Akhirnya.....
Terlalu lama kuharus menunggu.....
Sampai kapankah harus terseksa.....
Cinta yang dulu retak seribu.....
Menanti waktu untuk berpisah.....
Mengapa aku yang engkau salahkan.....
Sedangkan maaf tak kau berikan.....
Cuba kau renungkan ke dalam hati.....
Untuk siapa kecewa ini.....
Mungkinkah kau menghukumku.....
Seumur hidup.....
Terlalu lama.....
Katakan.....
Agar bisaku memutuskannya.....
Sumpah itu.....
Bukanlah takdir yang tak bisa.....
Kau tarik kembali.....
Jangan korbankan diriku ini.....
Apa salahnya sekali ini kau mengalah.....
Kasihku.....
Lepaskanlah genggaman dendammu.....
Mungkinkah kau menghukumku.....
Seumur hidup.....
Terlalu lama.....
Katakan.....
Agar bisaku memutuskannya.....
Sumpah itu.....
Bukanlah takdir yang tak bisa kau.....
Tarik kembali.....
Jangan korbankan diriku ini.....
Apa salahnya engkau mengalah.....
Sumpah itu.....
Bukanlah takdir yang tak bisa kau.....
Tarik kembali.....
Jangan korbankan diriku ini.....
Apa salahnya sekali ini kau mengalah.....
Kasihku.....
Lepaskanlah genggaman dendammu.....
......aku bukan manusia misteri untuk bersembunyi disebalik mimpi......
Aku manusia nyata yang bisa kau lihat didepan mata.....aku tidak pernah menghalang kau dari bertanya.....kau yang sengaja pura-pura sudah tahu segala.....
......sesungguhnya, aku sentiasa mempersilakan kau bertamu.....aku izinkan kau melihat apa sahaja yang kau mahu.....aku sengaja membiarkan jendela dan pintu menunggu.....
Aku manusia punya nama perberian ayahanda yang dieja oleh bonda.....aku bahagia dikenali dengan nama Cempaka......Namun begitu, bukan semua Cempaka adalah nama......
......biar pun Cempaka tidak punya makna diterjemahan bahasa.....tidak seperti nama yang kau punya.....aku tidak pernah malu bernama Cempaka......
......kau manusia yang punya nama yang bermakna......Dimanakah silapnya, sehinggakan kau lebih gemar menyamar seribu nama daripada menggunakan nama asal anugerah ibu dan bapa ??
Adakah kau malu punya nama seindah itu ? Adakah kau kecewa diberi nama penjaga Syurga ? Hanya kau yang mampu menjawab segalanya......
......nama kau penjaga Syurga......Tetapi mengapa kau sengaja menempah Neraka ?
Aku tidak akan pernah memaafkan tipu daya kau selama ini.....tidak akan ada ruang kemaafan untuk kau lagi.....tidak di dunia nyata, tidak juga dialam mimpi......
......aku bukan manusia misteri.....aku tidak pernah bersembunyi.....
Hidup aku sentiasa bersahaja, kerana aku tidak punya rahsia.....
Aku tidak ingin tahu apa-apa.....
......aku bahagia......
Izinkan aku memejam mata, mencipta lena berzaman....
Izinkan aku mencipta benci, agar hilang segala kelukaan....
Hanya kebencian yang mampu merawat luka berabad....
Izinkan kebencian tercipta agar sembuh segala luka....
Aku tahu kau rindu....
Aku juga begitu....
Kita sama saling merindu saban waktu....
Namun begitu, rindu kita tak mungkin bertemu....
Kerana rindu kita sudah lama termusnah oleh rindu....
Rindu itu menjadikan kita sama membenci....
Tiap detik kita ukir kata-kata kebencian dihati....
Tiap saat kita mereka kisah rindu yang mati....
Kita yang rindu, yang saling membenci....
Rindu ini membenihkan kebencian....Benci itu pula pembunuh rindu....Rindu dan benci kita kelihatan bersatu, menghidupkan pohon-pohon kayu yang berbunga putih, yang telah menjadi penghias pusara kekasih....
Wahai kekasih,
Aku tahu kau rindu....
Kau terlalu rindukan kebencian....
Aku tahu kau rindu....
BUKAN....
Sang BAYU kini BERPATAH arah....
BUKAN....
Sang MENTARI MEMANAH resah....
USAH....
Kau PAKSA semua padamu PASRAH....
Walau....
Tak TIRIS kau genggam KHAZANAH dunia....
BIAR....
Ribut berpuput bayu BERTAUT....
BIARLAH....
Suria MEMBAKAR ke dasar laut....
PASTI....
Rindumu tak MUNGKINKAN larut....
ANDAI kasih yang kau semai SEMAKIN surut....
Walau BERLIMPAH SUMPAH kasih kau curah....
TAK BERMAKNA jika hanya MAINAN hampa dibibir saja....
MELINGKAR BICARA DUSTA....
BIASAN HASRAT penuh pesona....
CERMINLAH hasrat mu teman....
PUTARKAN GAMBAR AMALAN....
HENTIKAN semua LIAR persoalan....
YANG KAU TABURKAN SEBAGAI ALASAN....
LURUSKAN coretan FIKIRAN....
Remangkan PAKSI KEIMANAN....
LERAIKAN DESAKKAN sunyi perasaan....
Yang MENIKAM ke dasar KEYAKINAN....
Walau BERLIMPAH SUMPAH kasih kau curah....
Tak BERMAKNA jika hanya MAINAN hampa dibibir saja....
MELINGKAR BICARA DUSTA....
Biasan HASRAT penuh pesona....
CERMINLAH hasrat mu teman....
PUTARKAN GAMBAR AMALAN....
HENTIKAN semua LIAR persoalan....
YANG KAU TABURKAN SEBAGAI ALASAN....
LURUSKAN coretan fikiran....
REMANGKAN PAKSI KEIMANAN....
LERAIKAN DESAKAN sunyi perasaan....
Yang MENIKAM ke dasar keyakinan....
HANYA....
Kau TEWAS dalam menentang RASA....
BELUM....
Apa yang kau KHAYALKAN syurga....
DAYUNGLAH ke muara dengan PENUH TABAH....
PASTINYA kau 'kan tiba....
KEPANGKUAN - NYA….
KEPANGKUAN - NYA....
KEPANGKUAN - NYA....
(Lost You Forever 2)
Antara bulan dan lautan, sinarnya musnah dibadai salju yang kedinginan....
Antara gunung dan air, ada bintang-bintang yang menyuluh cinta....
Kerinduan yang hadir tak'kan mampu mengawal keresahan....
Aku menunggu musim bertukar....
Menunggu kepalsuan menjadi cinta....
Menunggu hadirmu selagi aku bernyawa....
Namun aku hilang dalam rindu....
Aku tak'kan mampu menunggu bunga-bunga kembali mekar....
Tak'kan mampu menunggu dalam lautan keliru....
Aku sering membunuh masa....merenung langit buta....disaat dunia lena tanpa mata....hilang jiwa....
Kau datang dibalik gerimis....membawa hatiku jauh merintis....dihempas lautan ombak bengis....
(Mandarin di-Melayu-kan....google keliru berpanjangan....Ep.39....)
TAMAT
( Lost You Forever )
Aku hidup melalui pertemuan dan perpisahan....
Tetapi aku tidak dapat berjalan keluar dari kesedihan....
....tidak dapat menyentuh kegembiraan....
Aku hidup melalui musim bunga dan musim panas....
Tetapi aku tidak boleh keluar dari kenangan....
Aku tidak dapat berjalan keluar dari kerinduan....
Aku hidup dalam bayangan....
Kau ada didalam fikiranku....
Tetapi tidak dapat dipegang tangan....
Semalam kau ada disini....
Tetapi esok, kau telah pergi....
Kau muncul dari gerimis....
Tetapi hilang didalam air....
Disaat gerimis hati menemani pipi....
Kau pergi....
Kau muncul dikaki gunung....
....bukan diatas awan....
Kau muncul dihujung kali
....bukan turun dari langit....
Tetapi....
Saat melihat ke atas....
Aku melihat dirimu....
Kau datang dan pergi tanpa disedari....
Tetapi kau ada....
....dimana-mana....
Kau muncul dari salju....
Hilang didalam bunga biru....
Kau muncul dibalik kabus
Hilang didalam cahaya....
Kau hilang....
Selamanya....
(....dari hati nurani google yang pastinya jauh dari fahaman makna....)